Akhirnya hari ini menjadi kampanye terbuka yang terakhir bagi sejumlah partai politik (parpol). Selama kampanye terbuka tersebut gak dikampung gak di kota sama aja bising. Jelas hal itu bagi sebagian masyarakat (saya juga termasuk) merasa sangat terganggu dengan pawai yang dilakukan oleh masa dari berbagai parpol. Kalau pawainya dengan damai dan tanpa mengutak-atik knalpot motor sedemikian rupa saya sich sah-sah aja, tapi kali ini masa parpol pawai dengan sepeda motor yang suaranya memekak-kan telinga, gak enak didenger.
Seharusnya para pengurus partai dari ranting maupun yang bertanggung jawab dengan masa memperhatikan hal ini, bukan malah diam saja dan berpikir yang penting masa parpol gue banyak dikasih duit, beres dech urusan. Mungkin sudah menjadi tradisi bangsa Indonesia, setiap ada kampanye untuk pemilu pasti diikuti dengan pawai kendaraan bermotor yang suaranya menggangu telinga dan jelas membuat orang lain tidak nyaman. Yang bikin prihatin lagi adalah pawai tersebut menjadi tontonan anak-anak usia SD. Disaat mereka belajar, konsentrasi belajar mereka pecah karena suara pawai dan akibatnya siswa SD banyak yang berhamburan keluar untuk melihat pawai yang gak penting itu.
Jika budaya yang tidak baik ini terus-terusan dipelihara, maka makna sebenarnya dari kampanye tidak akan bisa dipahami oleh generasi mendatang. Hal yang tidak baik itu akan membuat pola pikir bahwa kampanye itu adalah pawai dan pawai itu adalah kampanye. Padahal momentum kampanye adalah suatu moment dimana para calon wakil rakyat menyampaikan program-program, visi dan misi-nya jika kelak dia menjadi wakil rakyat.
Semoga di pemilu 5 tahun kedepan bangsa Indonesia bisa lebih sadar akan arti penting dari kampanye, bukan malah pawai dengan tujuan yang tidak jelas.
Minggu, April 05, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar