Pada awal seorang mengenal agama, maka surga dan neraka reward n punishment yang lazim dibicarakan. Orang yang beramal baik dan banyak timbangan perbuatan baiknya, tentu akan diganjar surga sebagai gantinya. Dan sebaliknya, orang yang sering berbuat jahat, maka nerakalah akhirnya. Bagi kebanyakan orang surga adalah motivasi yang sangat jelas dan pasti dalam membantu mereka beribadah.
But, let's see. Di luar sana ada sebagian orang yang oleh masyarakat sering kali disebut sebagai maestro agama, ulama, pendeta, dll yang sudah beribadah dengan tdk lagi peduli apakah mereka akan diganjar surga atau neraka. yang mereka pedulikan hanya 1, mendapat ridho dari penciptanya, dan secara penuh kesadaran mereka menyadari bahwa mereka memang harus beribadah padaNya karena Dia memang pantas disembah.
Demikianlah sifat motivasi, ia hanya berfungsi di awal perjalanan hidup. Banyak orang yang selalu mengahrapkan hidupnya penuh dengan motivasi. Sampai-sampai meng-kambing hitam-kan motivasi, contohnya; jika ada beberapa orang yg ditanya kenapa ia lesu, atau produktivitasnya menurun, seringkali orang terakhir menjawan, "lagi gak ada motivasi nih.. ntar deh, nunggu dapet motivasi baru.."
Orang-orang sering kali mengandalkan motivasi sebagai bahan bakar kesuksesannya. Bukan berarti ini tidak penting. Tapi coba kalo kita lihat analogi di atas, motivasi ini hanya akan selalu mengantar kita pada tahapan pengenalan terus-menerus pada tujuan dan hakikat pencapaian hidup kita, bukan pada esensi keseharusan.
nah, klo kita ingin mencapai hakikat pencapaian hidup maka lewatilah tahap motivasi, masuki tahap "tingkat sadar" (advance motivation). Masuki tahapan kesadaran penuh. Coab bayangkan jika seorang ayah, kepala keluarga, dia harus menunggu motivasi untuk mencari bafkah, kira2 apa yg akan terjadi? pastilah keluarganya tidak akan berubah nasibnya, orang gak konsisten pencapaiannya?? betul??
Bukankah seharusnya ia memasuki 'tingkat sadar'. Sebagai seorang ayah memang sudah seharusnya ia mengabdikan dirinya untuk tanggung jawab yang telah ia ambil sebagai ayah dan suami.
Perseneling 1 dalam sistem motor kendaraan bermotor memang cepat dan laju, akselerasinya tinggi. Tapi ia hanya digunakan di awal dan sementara, jika terus menerus, hancurlah kendaraan itu. Jiwa ini terus berjalan seperti kendaraan bermotor, maka cukup gunakan motivasi di awal.
Mau sampai kapan Anda mengejar motivasi..?? Do The Best Without Motivation..
Be Hebat!!
- Andre Raditya -
Penulis, Konsultan Pendidikan & Advance Motivation Coach
But, let's see. Di luar sana ada sebagian orang yang oleh masyarakat sering kali disebut sebagai maestro agama, ulama, pendeta, dll yang sudah beribadah dengan tdk lagi peduli apakah mereka akan diganjar surga atau neraka. yang mereka pedulikan hanya 1, mendapat ridho dari penciptanya, dan secara penuh kesadaran mereka menyadari bahwa mereka memang harus beribadah padaNya karena Dia memang pantas disembah.
Demikianlah sifat motivasi, ia hanya berfungsi di awal perjalanan hidup. Banyak orang yang selalu mengahrapkan hidupnya penuh dengan motivasi. Sampai-sampai meng-kambing hitam-kan motivasi, contohnya; jika ada beberapa orang yg ditanya kenapa ia lesu, atau produktivitasnya menurun, seringkali orang terakhir menjawan, "lagi gak ada motivasi nih.. ntar deh, nunggu dapet motivasi baru.."
Orang-orang sering kali mengandalkan motivasi sebagai bahan bakar kesuksesannya. Bukan berarti ini tidak penting. Tapi coba kalo kita lihat analogi di atas, motivasi ini hanya akan selalu mengantar kita pada tahapan pengenalan terus-menerus pada tujuan dan hakikat pencapaian hidup kita, bukan pada esensi keseharusan.
nah, klo kita ingin mencapai hakikat pencapaian hidup maka lewatilah tahap motivasi, masuki tahap "tingkat sadar" (advance motivation). Masuki tahapan kesadaran penuh. Coab bayangkan jika seorang ayah, kepala keluarga, dia harus menunggu motivasi untuk mencari bafkah, kira2 apa yg akan terjadi? pastilah keluarganya tidak akan berubah nasibnya, orang gak konsisten pencapaiannya?? betul??
Bukankah seharusnya ia memasuki 'tingkat sadar'. Sebagai seorang ayah memang sudah seharusnya ia mengabdikan dirinya untuk tanggung jawab yang telah ia ambil sebagai ayah dan suami.
Perseneling 1 dalam sistem motor kendaraan bermotor memang cepat dan laju, akselerasinya tinggi. Tapi ia hanya digunakan di awal dan sementara, jika terus menerus, hancurlah kendaraan itu. Jiwa ini terus berjalan seperti kendaraan bermotor, maka cukup gunakan motivasi di awal.
Mau sampai kapan Anda mengejar motivasi..?? Do The Best Without Motivation..
Be Hebat!!
- Andre Raditya -
Penulis, Konsultan Pendidikan & Advance Motivation Coach
1 komentar:
ada kontes seo di
http://awalsholeh.blogspot.com/2009/06/belajar-seo-para-pemula.html
Posting Komentar